5 Bahaya Suka Remehkan Hutang, Mati Syahid pun Tak Dapat Gugurkan Dosanya

5 Bahaya Suka Remehkan Hutang, Mati Syahid pun Tak Dapat Gugurkan Dosanya

 Islam mengajarkan kita agar tidak berutang kecuali dalam keadaan mendesak. Sebab hutang piutang bukan hal ringan.


Banyak orang yang bermudah-mudahkan hutan untuk memenuhi gaya hidupnya. Ditambah maraknya pinjaman online, membuat orang mudah berutang tanpa memikirkan dampak ke depannya.


Ini lima bahaya jika bermudah-mudahan dalam malkukan praktek hutang:


Pertama, Menjadikan  Sifat Kemunafikan

Orang yang Mudah berutang, bisa saja mengumbar janji palsu, berbohong, dan hianat. Saat ditagih, berbohong bilang tidak punya uang. Dan jelas ini adalah sifat-sifat orang munafik.


Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara ia berdusta, bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah ia mengkhianatinya.” (HR. Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)


Kedua, Dzalim

Orang yang suka berutang akan sulit untuk membayarnya, apalagi kalau hutangnya menumpuk.


Kadang Orang yang berutang saat ditagih malah marah-marah pada yang menagih. Ini jelas kezaliman yang nyata.


Rasulullah SAW bersabda: “Penundaan membayar utang bagi orang yang mampu membayar adalah kezaliman.” (HR. Muslim: 1564)


Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah terhadap kezaliman, sebab kezaliman adalah kegelapan di hari Kiamat.” (HR. Muslim)


Ketiga, Ruh Terkatung-katung Karena Hutang

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Ruh seorang mukmin tergantung (terkatung-katung) disebabkan utangnya sampai dilunasi.” (HR. Tirmidzi : 1078, dan Ibnu Majah : 2413)


Imam Suyuthi menjelaskan makna jiwa seorang mukmin tergantung: “tertahan dari tempat kemuliaan yang disiapkan untuknya”,


dan Imam Iraqy berkata: “Urusannya terhenti, tidak dikatakan selamat dan tidak juga dikatakan celaka sampai dilihat terlebih dahulu apakah hutangnya sudah lunas atau belum.” (Tuhfatul Ahwadzy)


Keempat, Mati Syahid Tak Menggugurkan Dosa Hutang


Orang yang mati syahid dapat keutamaan dan janji surga. Kendati demikian, keutamaan itu tidak bisa menggugurkan dosa hutang.


Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:


“Duhai Rasulullah, bagaimana menurut Anda apabila aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa–dosaku dihapuskan?


Rasulullah SAW pun bersabda: “iya, jika dirimu terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan.”


Lalu, Rasulullah SAW meminta sahabat tadi mengulang pertanyaannya, dan beliau SAW pun kembali bersabda:


“Ya (mati syahid bisa menggugurkan dosa-dosa) jika kamu dalam keadaan bersabar, mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan, kecuali utang, dan Jibril lah yang mengatkan hal tersebut kepadaku.” (HR. Tirmidzi: 1712).


Dalam hadits yang lain rasulullah bersabda: “Diampuni semua dosa orang yang mati syahid kecuali utang.” (HR. Muslim : 1886)


Kelima, Dicap Pencuri

Orang-orang yang suka berutang, dan tidak berusaha membayarnya, maka dia akan mengahdap Allah SAW berstatus pencuri.


Rasulullah SAW bersabda: “Siapapun yang berutang dan berniat tidak akan membayar utang tersebut, maka dia akan bertemu Allah SWT dengan status sebagai seorang pencuri.” (HR. Ibnu Majah: 2410)


Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR