Raja Saudi Bolehkan Sholat Tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, memberikan persetujuan untuk pelaksanaan sholat Tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Keputusan ini ditetapkan setelah adanya permintaan dari Presiden Jenderal Dua Masjid Masjid, Syeikh Abdulrahman As Sudais.

Dikutip dari Saudi Gazette, meski demikian, dua masjid tersebut tetap tertutup untuk umum. Sholat Tarawih hanya boleh diikuti oleh seluruh staf Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Hal ini dimaksudkan untuk menekan kasus penyebaran virus corona. Diketahui, saat ini Saudi masih dilanda pandemi Covid-19 dengan kasus terbesar ada di Mekah.

Sebelumnya, pada Selasa malam, Syeikh Sudais mengumumkan beberapa aturan mengenai pelaksanaan ibadah Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ketentuan tersebut tertuang dalam 8 poin, seperti diunggah di akun Facebook resmi Pengelola Dua Masjid Suci, Haramain.


Keputusan Syeikh Sudais
Pada poin pertama, sholat Tarawih akan dilaksanakan tanpa melibatkan jemaah umum. Mereka yang dapat mengikuti jemaah sholat Tarawih di dua masjid tersebut hanyalah para pengelola.

Poin kedua, rakaat Tarawih dikurangi menjadi 10 rakaat dipimpin dua imam. 6 rakaat dipimpin imam pertama, sedangkan 4 rakaat dan sholat Witir dipimpin imam kedua.

Poin ketiga, imam pertama memimpin tiga kali sholat dan imam kedua memimpin dua kali sholat dan Witir. Pembacaan doa qunut akan disingkat.

Poin keempat, layanan buka puasa ditiadakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kemudian, keranjang makanan akan didistribusikan di seluruh Mekah dan Madinah.

Poin kelima, itikaf dibatalkan. Pada poin keenam, umrah tetap ditanggguhkan hingga pengumuman lebih lanjut.

Poin ketujuh, tadarus Alquran digelar usai sholat Tarawih hingga waktu sholat Tahajud. Khataman akan digelar di waktu Tahajud malam ke-29.

Sedangkan poin kedelapan, pemeriksaan kesehatan tetap dilanjutkan untuk seluruh pekerja dan staf sebelum mereka masuk ke dalam masjid.


Dewan Ulama Saudi: Umat Islam Dunia Harap Ibadah Ramadan di Rumah
Dream - Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah Ramadan di rumah. Terutama mereka yang tinggal di negara-negara yang menerapkan penguncian wilayah atau lockdown untuk mencegah pandemi virus corona.

" Umat Islam harus memberikan contoh dengan melaksanakan kewajiban keagamaan mereka, sembari mematuhi langkah-langkah pencegahan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait di negara tempat mereka tinggal," demikian pernyataan Dewan Ulama Senior Saudi, dilaporkan Saudi Press Agency.

Dikutip dari Alarabiya, dewan juga meminta umat Islam untuk tetap menjalankan ibadah baik wajib maupun sunah selama Ramadan, namun tetap menahan diri dan tidak membahayakan orang lain. Caranya dengan melaksanakan ibadah di rumah.

Virus corona dapat menyebar melalui cairan lendir ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Atau bisa lewat air liur maupun ingus yang keluar dari hidung.

Pada Jumat pekan lalu, Mufti Agung Saudi menyatakan sholat tarawih Ramadan dan sholat Idul Fitri harus dilakukan di rumah. Ini untuk menekan penyebaran Covid-19.

Sejumlah negara kawasan Timur Tengah seperti Persatuan Emirat Arab, Mesir, telah meniadakan sholat jemaah di masjid hingga waktu yang belum ditentukan. Mesir sendiri juga telah meniadakan buka puasa bersama dan seluruh aktivitas Ramadan.

Pandemi Corona Belum Reda, Masjidil Aqsa Ditutup Selama Ramadan
Dream - Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina, akan berbeda pada Ramadan nanti. Tidak akan ada lagi keramaian orang ibadah selama bulan puasa di masjid tersebut.

Dewan Wakaf Islam Yerusalem menutup Masjidil Aqsa selama Ramadan. Langkah ini perlu diambil oleh lembaga resmi Pemerintah Yordania tersebut untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona.

Dewan Wakaf Islam menyatakan keputusan tersebut diambil dengan sangat berat dan menyakitkan. Tetapi harus diambil mengikuti fatwa para ulama dan anjuran dari otoritas kesehatan.

Setiap Ramadan, Masjidil Aqsa dibanjiri umat Islam dari seluruh dunia. Ruangan masjid dipenuhi para jemaah Sholat Tarawih.

Laman The Star melaporkan, pengumuman ini memperpanjang larangan sholat berjemaah di Al Aqsa yang sebelumnya diumumkan pada 23 Maret lalu.

 Anjuran Ibadah di Rumah
Walaupun Ramadan tiba tidak lama lagi, dewa menganjurkan umat Islam tetap menjalankan ibadah di rumah demi menghindari terpapar dan meluasnya virus corona.

" Warga muslim dianjurkan sholat di rumah selama Ramadan demi keselamatan mereka," demikian pernyataan dewan.

Yerusalem merupakan tempat suci bagi tiga agama besar di dunia yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Para pemuka dari tiga agama ini sudah mengumumkan larangan beribadah di masing-masing tempat ibadah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pekan lalu ibadah Paskah di Tembok Barat Yerusalem dan seantero Israel juga ditiadakan. Warga dianjurkan tetap berada di rumah merayakan hari besar keagamaan itu bersama keluarga.

Israel hingga kini melaporkan sedikitnya 12.600 kasus positif corona dengan 140 kematian. Di Jalur Gaza dan Tepi Barat sudah ada dua kematian dari 300 kasus.

Semua masjid di Gaza juga ditutup sejak 25 Maret dan di Tepi Barat sejak 14 Maret.

Saudi Tiadakan Sholat Tarawih di Masjid Selama Pandemi Corona
Dream - Arab Saudi meniadakan ibadah Sholat Tarawih Ramadan di semua masjid. Keputusan ini diumumkan menyusul situasi yang semakin mengkhawatirkan akibat pandemi virus corona.

Menurut laporan media berbahasa Arab, Al Riyadh, Menteri Urusan Agama Islam Saudi, Abdul Latif Al Sheikh, menyatakan Sholat Tarawih lebih baik dijalankan di rumah. Hal ini selama situasi masih tetap sama akibat pandemi yang melanda Saudi.

" Penangguhan sholat lima waktu di masjid lebih penting dari pada penangguhan Sholat Tarawih. Kami memohon kepada Allah SWT agar menerima amalan Sholat Tarawih, baik yang dikerjakan di masjid-masjid ataupun di rumah," kata Abdul Latif, dikutip dari Khaleej Times.

Penangguhan sholat di masjid dijalankan untuk mencegah meluasnya pandemi Covid-19. Sudah ada sejumlah kasus positif Covid-19 di Saudi.

Selain mengenai sholat di Masjid, Abdul Latif juga menyatakan Sholat Jenazah untuk kematian pasien Covid-19 cukup dikerjakan oleh 5 hingga 6 orang saja. Selebihnya, bisa dilakukan di rumah.

Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR