Perangi militan komunis, Erdogan tinggal sendirian?
Monday, October 14, 2019
Edit
Oleh: Teuku Zulkhairi*
Negara-negara Barat meradang menyikapi operasi militer Turki di Suriah untuk menghajar milisi komunis YPG. Israel menyatakan siap bantu YPG melawan Turki. Politisi Amerika ancam hancurkan ekonomi Turki. Dan tidak aneh, Arab Saudi, Mesir dkk nya juga ikut protes berlagak sok suci.
Apakah Erdogan tinggal sendirian? Dia tidak peduli itu. Karena sadar bahwa peradaban Islam yang dibangun oleh kakek-kakeknya di Anatolia tidak pernah mengandalkan bantuan musuh manapun.
Turki sedang membangun sejarahnya sendiri. Maka dari Anatolia pula, kini Turki sedang menggagalkan agenda musuh-musuhnya untuk memecah belah Turki dan negeri-negeri sekitarnya. Mereka menolak peta wilayah dan sejarah yang ingin dibuat para penjahat yang ingin menghancurkan Turki lewat milisi-milisi bekingan mereka di perbatasan Turki.
Para penjahat membuat peta wilayah untuk memecah belah negeri muslim itu sebagai politik devide et empera. Mereka para penjahat itu adalah cucu-cucu pada bandit yang dulu memecah belah wilayah Turki Usmani.
Turki sudah sering membuat keputusan berat dalam sejarahnya tanpa mengandalkan musuh manapun. Saat para teroris melakukan kudeta terhadap pemerintahan Erdogan, bandit-bandit itu harap-harap cemas dan berharap era Erdogan dapat berakhir seperti yang dulu mereka lakukan kepada Adnan Menderes dan kepada Necmettin Erbakan.
Mereka tidak mau ada pemimpin muslim yang dapat mewakili narasi umat Islam di pentas dunia. Mereka para bandit-bandit itu ingin umat Islam tidak berpolitik sehingga dengan mudah satu persatu negeri muslim menjadi sapi perah mereka karena pemimpinnya adalah boneka mereka.
Kaum nyinyiriun dari berbagai negara mengatakan Erdogan sedang menumpas Kurdi. Narasi mereka betul-betul bodoh. Narasi Erdogan menumpas kurdi tidak lah datang kecuali dari Benjamin Netanyahu dari Israel. Silahkan chek di tweet2nya terbaru.
Dalam partai Erdogan terdapat 50 anggota parlemen dari suku Kurdi. Di masa kepemimpinan Erdogan, Kurdi dapat menjadi warga negara Turki yang sangat bermartabat. Bahkan dapat membuat partai sendiri yang dengan demikian orang-orang Kurdi berpeluang memimpin Turki jika mendapat dukung mayoritas dalam pentas demokrasi.
Maka tidak heran, orang-orang Kurdi memilih Erdogan. Dalam pemilu lokal lalu, partai Erdogan menang di banyak Provinsi mayoritas Kurdi. Itu karena orang-orang Kurdi paham, bahwa Erdogan tidak memusuhi Kurdi. Erdogan melihat bahwa Kurdi adalah salah satu tulang punggung Turki Usmani di masa lalu.
Tapi kenapa juga ada milisi kurdi yang memerangi Turki? Mereka adalah sejarah yang dibuat orang lain. Mereka adalah bagian dari peta yang dibuat musuh Turki. Mereka dipersenjatai Barat, Israel, Amerika dan Rusia untuk tujuan para pemoda ini sendiri. Bukan untuk tujuan bangsa Kurdi.
Maka tidak heran banyak orang Kurdi mendukung operasi Erdogan menumpas milisi YPG di perbatasan Turki dengan Suriah. Saya pribadi sudah berdiskusi panjang dengan orang Kurdi asli yang berasal dari Tenggara Turki. Saya dapat info banyak bahwa milisi komunis itu tidak didukung oleh suku-suku Kurdi. Mereka hanya didukung oleh para pemodal.
Kaum nyinyiriun mengatakan Erdogan dan pendukungnya munafik. Alasan mereka, Erdogan peduli pada muslim Rohingya dan Palestina, tapi kenapa Erdogan menumpas muslim Kurdi?
Ketika mereka membuat narasi seperti ini, sebenarnya mereka sedang menunjuk ke hidung sendiri. Mereka adalah orang-orang yang nyinyir ketika aksi solidaritas untuk Palestina dibuat sekelompok masyarakat. Bahkan mereka juga sering mencari alasan untuk membenarkan penindasan Myanmar terhadap muslim Rohingya.
Mereka juga tidak malu-malu membela China yang menumpas muslim Uighur. Mereka juga paling eksis membela kudeta As-Ssisi yang didukung Israel dan Amerika terhadap Mursi di Mesir. Dan jangan lupa, mereka juga yang membangun narasi teroris kepada pejuang Hamas di Palestina yang berada di front depan perlawanan terhadap Zionis Israel.
Kembali ke mereka para elit-elit dan politisi di berbagai negara, ketika mereka hendak mencegah operasi Turki di Suriah dengan sejumlah narasi sesat, apakah mereka pernah memberikan solusi untuk 3,6 juta pengungsi Suriah yang hari ini berada di Turki?
Mereka tidak peduli pada pengungsi ini. Sama sekali masa depan pengungsi ini tidak menjadi bahan pemikiran mereka. Mereka hanya memikirkan keuntungan mereka sendiri dalam setiap narasi yang mereka bangun dan tindakan yang mereka lakukan.
Kalau peduli, atas alasan apa mereka tidak mendukung operasi militer Turki di Suriah untuk menumpas milisi komunis YPG agar para pengungsi Suriah dapat kembali ke kampung halamannya? Perlu dicatat, mereka juga sama sekali enggan mengeluarkan uang sepeser untuk membantu pengungsi Suriah. Sebab, pengunngsi Suriah ini adalah entitas muslim.
Mereka meminta Turki mencegah pengungsi Suriah masuk ke Eropa karena takut Islam akan menerangi tanah mereka. Kalau memang ini alasannya, lalu kenapa Erdogan tidak boleh mengantarkan para pengungsi ini pulang ke tanah air mereka dengan terlebih dahulu membersihkan kampung halaman mereka dari para milisi yang dibeking Eropa, Israel dan Amerika?
Atas alasan apa mereka menolak rencana Erdogan untuk membuat zona bebas teror di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah sehingga pengungsi Suriah bisa hidup aman dan damai di tanah air mereka sendiri?
Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa di antara alasan mereka menolak operasi “Mata Air Perdamaian” Turki di Suriah adalah agar pengungsi Suriah ini terus terhina dan menderita tanpa tanah air. Apakah hidup di pengungsian adalah kondisi yang ideal ? Silahkan pikirkan sendiri.
Dan alasan lainnya adalah agar Turki terus menerus dilanda kemelut internalnya karena menghadapi para milisi bersenjata di perbatasannya dengan Turki. Dengan stabilitas Turki yang terus terguncang, mereka berharap dapat mengembalikan Turki ke era “orang sakit di Eropa” seperti dahulu.
Tapi orang-orang Anatolia paham sejarah. Mereka paham perjuangan para endatunya, Sultan Muhammad Al Fatih Sang Penakluk. Sultan Sulaiman Al Qanuni. Sultan Selim. Sultan Bayazid.
Mereka tidak akan tunduk pada peta wilayah yang dibuat musuhnya. Mereka tidak akan membiarkan Turki terkepung di perbatasannya dari berbagai sisi.
Erdogan tidak sendiri. Ia adalah pemimpin yang mengandalkan Allah Swt dalam perjuangannya, dan juga mengandalkan rakyatnya. Kini opisisi dalam negeri juga mendukung operasi “Mata Air Perdamaian”nya Erdogan.
Erdogan tidak sendiri.
*Penulis adalah dosen UIN Ar-Raniry sekaligus koordinator Komunitas Sahabat Erdogan chapter Aceh.